Bacaan dan Makna Sholat

Sholat merupakan suatu ibadah yang dilakukan umat islam dengan cara mengucapkan doa dan peragaan tubuh, dimulai dari takbir dan diakhiri dengan salam (taslim). Terdapat syarat-syarat khusus yang telah ditentukan, dimulai dengan mengambil wudhu sampai dengan mengucapkan salam. Sholat adalah cara untuk menghubungkan hamba kepada penciptanya. Selain itu, sholat dapat menjadi media untuk permohonan dan pertolongan menyingkirkan segala kesulitan yang ditemui oleh manusia dalam perjalanan hidupnya. Terdapat sholat yang wajib dikerjakan dan ada pula yang sunnah untuk ditunaikan. Pada tiap-tiap bacaan sholat, terdapat makna yang terkandung didalamnya. 

Bacaan dan Makna Sholat

Persiapan Untuk Sholat

  • Menghadap Ka’bah

Pertama adalah menghadap Ka’bah. Nabi Saw pada saat melakukan sholat wajib dan sholat sunnah menghadap Ka’bah. Beliau juga memerintahkan sesuai hadist riwayat Bukhari Muslim yang berbunyi: “Bila engkau berdiri untuk melaksanakan sholat, sempurnakanlah wudhumu kemudian menghadap ke arah kiblat dan bertakbirlah”. 

  • Menghadap Sutrah

Kedua adalah menghadap sutrah, sutrah adalah pembatas yang berada di depan orang sholat dan sudah menjadi keharusan iman dan orang yang sholat sendiri, sekalipun di masjid besar. Sesuai dengan perkataan Imam Ahmad yang mengatakan bahwa “Pada suatu hari saya melaksanakan sholat tanpa memasang sutrah di depan saya, padahal melakukan sholat di masjid kami, Imam Ahmad melihat kejadian ini dan kemudian berkata ‘pasanglah sesuatu sebagai sutrah mu!’”.

  • Niat

Ketiga adalah niat untuk mengerjakan sholat, niat adalah  menghambakan diri kepada Allah SWT semata, serta untuk menguatkan dalam hari. Sesuai dengan Sabda Nabi Saw mengatakan bahwa “Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya”. (HR. Bukhari dan Muslim). Kira-kira seperti apa bacaan dan makna sholat yang harus dilakukan bagi kehidupan umat muslim.

Bacaan dan Makna Sholat

Gerakan, Bacaan dan Makna Sholat

Sesusai dengan yang disampaikan di jurnal karya Zulkifli, gerakan, bacaan, dan makna dari sholat yang kita lakukan setiap hari adalah sebagai berikut:

  1. Membaca niat

Menurut kitab Raudhatul ath-Thalibin, Nawabi berkata “Niat adalah maksud dari seseorang yang akan melaksanakan sholat tertentu dalam hatinya telah terkatakan, kemudian dinyatakan bersamaan dengan awal takbir”. Niat sholat berbeda-beda tergantung dengan sholat apa yang dilakukan. Contohnya untuk niat sholat maghrib adalah sebagai berikut:

أُصَلِّي فَرْضَ الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya berniat shalat fardu magrib tiga rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala/Makmum karena Allah Ta’ala/Imam karena Allah Ta’ala”.

  1. Takbiratul Ihram

Nabi SAW selalu memulai sholatnya dengan melakukan takbiratul ihram yakni dengan mengucapkan “Allahu Akbar” di awal sholat dan belian pun pernah memerintahkan kepada orang yang akan melaksanakan sesuai dengan perkataannya, yaitu “Sesungguhnya sholat seseorang tidak akan sempurna sebelum ia berwudhu sesuai dengan ketentuan, kemudian mengucapkan Allahu Akbar.” (HR. Thabrani)

  1. Mengangkat kedua tangan

Sesuai dengan hadits riwayat yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar r.a,: “Nabis Saw biasa mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahu jika hendak memulai sholat, setiap kali takbir untuk ruku, dan setiap kali bangkit dari rukunya.” (Muttafaqun’allahi)

  1. Bersedekap dan memandang tempat sujud

Pada saat bersedekap disunnahkan untuk meletakan pergelangan tangan kanan diatas pergelangan tangan kiri. Sesuai dengan perkataan Nabi Saw yang meletakan tangan kanan diatas tangan kirinya, yaitu “Kami para Nabi diperintahkan untuk segera mengakhirkan sahur serta meletakan tangan kanan pada tangan kiri saat melaksanakan sholat.” Pada saat melaksanakan sholat, Nabi Saw menundukan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud. Hal ini didasarkan dari hadis yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin Aisyah r.ah yang berkata bahwa “Nabi Saw tidak mengalihkan pandangannya dari tempat sujud ketika sholat” (HR. Baihaqi).

  1. Membaca Bacaan Iftitah

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

Artinya:

“Allah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Maha Suci Allah pada waktu pagi dan petang.” (HR. Muslim)

“Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan tunduk dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Dan dengan yang demikian itu lah aku diperintahkan. Dan aku adalah orang yang pertama berserah diri.” (HR. Ibnu Majah)

  1. Membaca Surat Al-Fatihah

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam”

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Artinya: “Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang”

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ

Artinya: “Pemilik hari pembalasan”

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ

Artinya: “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”.

اِھْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَـقِيْمَ

Artinya: “Tunjukilah kami jalan yang lurus”

صِرَاطَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ ۙ غَيۡرِ الۡمَغۡضُوۡبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا الضَّآلِّيۡنَ

Artinya: “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.

  1. Ruku

Nabi Saw setelah selesai membaca surat dari Al-Quran kemudian mengangkat kedua tangannya sambil bertakbir seperti pada saat takbiratul ihram, kemudian ruku dengan membaca:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ (٣

Artinya: “Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung dan segala puji bagiNya.”

  1. I’tidal

Setelah melakukan ruku dengan sempurna dan selesai membaca doa, maka selanjutnya adalah bangkit dari ruku (i’ tidal). Pada saat bangkit sambil membaca (سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ) disertai dengan mengangkat kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul ihram, kemudian i’tidal dengan membaca:

رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَىْءٍ بَعْدُ

Artinya: “Wahai Tuhan kami, segala puji bagiMu, sepenuh langit dan sepenuh bumi dan sepenuh apa-apa yang Engkau kehendaki setelah itu”

  1. Sujud

Cara sujud menurut Abu Humaid As-Sa’diy, bahwasanya Nabi Saw saat melaksanakan sujud adalah dengan menekankan hidung dan dahi di tanah serta menjauhkan kedua tangannya dari dua sisi perutnya dan tangannya ditaruh sebanding dengan dua bahu beliau (HR. Tirmidzi). Melakukan sujud sambil membaca doa sebagai berikut:

سُبْحَانَ رَبِّىَ الْأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ (٣

Artinya: “Maha Suci Tuhanku yang Mahatinggi dan segala puji bagiNya”

  1. Duduk diantara dua sujud

Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dengan sujud yang kedua. Sesuai dengan hadis Nabi Saw yang mengatakan bahwa terkadang duduk iq’a, yakni duduk dengan menegakkan telapak dan tumit kedua kakinya (HR. Muslim). Kemudian membaca doa sebagai berikut:

رب اغْفِرلي وَارْحَمْنِى واجبرني وَارْفَعْنِي وَارْزُقْنِى وَاهْدِنِى وَعَافِنِى وَاعْفُ عَنِّى

Artinya: “Ya Allah ampunilah aku, rahmatilah aku, perbaikilah keadaanku, tinggikanlah derajatku, berilah rezeki dan petunjuk untukku”

  1. Tahiyat Awal

Duduk tahiyat awal terdapat hanya pada saat sholat berjumlah lebih dari dua rakaat. Pada sholat wajib dilakukan pada rakaat kedua. Cara duduknya adalah dengan duduk diatas telapak kaki kiri dengan membaca doa sebagai berikut:

اَلتَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهدُ اَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, rahmat dan keselamatan, serta kebaikan hanyalah kepunyaan Allah. Keselamatan, rahmat, dan berkah dari Allah semoga tetap tercurah atasmu, wahai Nabi (Muhammad). Keselamatan, rahmat dan berkah dari Allah semoga juga tercurah atas kami, dan juga atas seluruh hamba Allah yang sholeh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah.”

  1. Tahiyat Akhir

Duduk tahiyat akhir dilakukan pada rakaat terakhir dan duduknya tawaruk (duduk dengan kaki kiri dihamparkan ke samping kanan), dan posisi kaki kanan ditekuk.

Untuk bacaan tasyahud akhir dilanjutkan dari doa tahiyat awal dengan meneruskan:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Artinya: “Ya Allah, semoga shalawat tercurah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. Seperti rahmat yang tercurah pada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam.”

Nah itu dia bacaan dan makna sholat setiap gerakannya. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dan mengetahui bacaan dan makna sholat.

Teman-teman lagi nyari produk untuk peralatan sholat? Langsung cek Halalpedia

Ada juga mukena bagi muslimah langsung cek disini!

Leave a Reply

Your email address will not be published.